Jangan Asal Sebar Berita

Posted by



Oleh Aa Ardhy dan Imam Wahyudi Indrawan


Kebiasaan kita di jejaring sosial dewasa ini adalah menerima banyak sekali berita, info, kabar dsb. Tak jarang berita tersebut membawa dalil quran dan sabda rasulullah ﷺ yang sering kali tidak tepat sumbernya. Mengatasnamakan sesuatu hal kepada rasulullah misalnya 'barangsiapa yg tidak melakukan ini, maka akan bla bla bla dst'. Tak jarang karena kurang ilmu, kita mem-forward (meneruskan) berita tsb ke orang lain tanpa mengecek kembali kebenaran berita tersebut. Akhirnya, berita tersebut menjadi kesalahan yg berantai, menyebarkan berita dusta yg bisa saja menyesatkan orang lain.

SubhanALLAH... islam telah memberi ajaran kepada kita utk bersikap hati2 dalam setiap tindakan. Dalam hadits shahih muslim rasulullah ﷺ bersabda 'al mukminun waqaf (orang beriman itu diam sejenak utk berpikir)' sehingga dia lebih tepat dalam ucapan dan tindakan. Dia ga langsung sebar info yg dia terima, karena cukuplah rasulullah ﷺ bersabda, cukuplah dikatakan seseorang berdusta ketika dia menyampaikan sesuatu dr setiap yg dia dengarkan (tanpa diperiksa dahulu).

Dalam alquran, ALLAH سبحانه وتعالى pun mengajarkan kita utk bersikap tabayyun atas suatu berita (QS. Al Hujurat : 6). Tabayyun bermakna kroscek, memeriksa suatu berita sebelum dia teruskan agar tidak menimbulkan fitnah.

Dalam ayat lain, ALLAH سبحانه وتعالى berfirman
Saring dulu (dengan ilmu) baru sharing...

Surah Al-Isra 36:

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.

Dari ayat tsb, ternyata ilmu menjadi rujukan utama sebelum melakukan sesuatu sebab berat pertanggungjawabannya kelak. Dosa besar jika kita melakukan sesuatu apalagi hal tsb adalah hal wajib tanpa ilmu.

Terakhir, hati2 thd berita yg masuk dengan membawa nama rasulullah ﷺ padahal tidak pernah beliau ﷺ sampaikan. Hadits2 yg disampaikan harus jelas, kekuatan hadits dari muttafaqun'alaih sampai minimal hasan, jika hadits tsb dhaif apalagi palsu, cukuplah kita disebut sebagai pendusta. Dan rasulullah ﷺ memperingatkan dalam hadits shahih

Dari Al Mughirah, ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ كَذِبًا عَلَىَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ ، مَنْ كَذَبَ عَلَىَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ

“Sesungguhnya berdusta atas namaku tidaklah sama dengan berdusta pada selainku. Barangsiapa yang berdusta atas namaku secara sengaja, maka hendaklah dia menempati tempat duduknya di neraka.” (HR. Bukhari no. 1291 dan Muslim no. 4).


Semoga kita menjadi penerima berita yg cerdas dan tidak menyampaikan sesuatu kecuali kebenaran berdasarkan alquran dan sunnah.


Wallahua'lam...


FOLLOW and JOIN to Get Update!

Social Media Widget SM Widgets




Belajar Dakwah Updated at: 23.42

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Post

Diberdayakan oleh Blogger.